Pemerintah Israel Perintakan Warga Sipil Palestina Mengungsi Secara Massal di Utara Gaza

KALTIMS.COM - Pasukan Israel melanjutkan serangan berkepanjangan di utara Gaza. Mereka juga memerintahkan warga Beit Hanoun meninggalkan kota tersebut pada Minggu (29/12). Hal ini sebagai respon terhadap tembakan roket Palestina dari daerah tersebut. Instruksi ini memicu gelombang pengungsi baru.

Menurut Israel, kampanye hampir tiga bulan ini ditujukan untuk melawan pejuang Hamas dan mencegah mereka berkumpul kembali. Namun, pejabat Palestina dan PBB mengatakan tidak ada tempat aman di Gaza dan evakuasi memperburuk kondisi kemanusiaan penduduk.

Sebagian besar area di sekitar kota Beit Hanoun dan Beit Lahiya telah dikosongkan dan diratakan, memicu spekulasi bahwa Israel berencana menjadikan area tersebut sebagai zona penyangga tertutup setelah konflik di Gaza berakhir.

Dikutip dari Reuters, Layanan Darurat Sipil Palestina kehilangan kontak dengan warganya yang masih terjebak di kota Beit Hanoun dan Beit Lahiya. Sebelumnnya, pada Jumat, pasukan Israel menyerang Rumah Sakit Kamal Adwan di utara Gaza. Israel menilai tempat itu sebagai basis militan Palestina, namun pernyataan itu dibantah oleh Hamas.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), serangan tersebut menghentikan operasional fasilitas kesehatan utama di area tersebut. Pasien dievakuasi ke Rumah Sakit Indonesia, namun medis tidak diizinkan bergabung. Pasien dan staf lainnya dipindahkan ke fasilitas kesehatan lain.

Dihari yang sama, tentara Israel juga meluncurkan serangan ke lantai atas Rumah Sakit Al-Ahly Arab Baptist di Gaza City. Respon darurat Palestina melaporkan serangan Israel menewaskan sedikitnya 16 orang pada Minggu. Serangan Israel melawan Hamas di Gaza telah menewaskan lebih dari 45.300 warga Palestina. Sebagian besar dari 2,3 juta penduduk telah mengungsi, dan banyak infrastruktur Gaza hancur. [AHS/*]